SintesaNews.com – Belum selesai kegaduhan berkali-kali yang dibuat Khalid Basalamah soal ceramahnya yang menyebut “musnahkan wayang”, da’i provokator lainnya, Jafar Shodiq berulah dengan provokasinya yang kental bernuansa makar.
Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho, atau akrab disapa Gus Wal, sangat geram dengan kegaduhan-kegaduhan yang terus saja dilontarkan oleh da’i-da’i provokator seakan tiada habisnya.
“Kami atas nama rakyat meminta kepada pemerintah agar bersikap tegas para da’i provokator termasuk Jafar Shodiq. Dan kami juga meminta kepada pemerintah untuk mencabut kewarganegaraan ataupun hak-hak politik para da’i provokator,” ujar Gus Wal.
“Sudah, cukup sudah, jangan sampai provokator berkedok pendakwah justru memberi kesuraman dalam tatanan hidup rakyat Indonesia,” imbuhnya.
PNIB meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum TNI – Polri untuk menangkap, dan mengadili serta menghukum berat Jafar Shodiq dan semua da’i provokator penyeru Makar, perusak kedamaian rakyat dan pengasong faham ideologi transnasional, radikalisme khilafah terorisme.
“Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat faham intoleransi, radikalisme khilafah komunisme terorisme, jangan sampai terjadi kaum sarabpatinggenah sukses mengadu domba rakyat Indonesia yang masih berjiwa Pancasilais dengan sesama kaum nasionalis pancasilais. Dan jangan sampai terjadi antar institusi negara yang kompeten dalam bidangnya dalam penindakan radikalisme terorisme saling diadu domba. Saling dijatuhkan marwahnya oleh kaum sarabpatinggenah yang selama ini memang bagian dari kelompok pemuja, pengasong dan pendukung paham ideologi terlarang haram Radikalisme Khilafah Terorisme,” beber Gus Wal.
Lebih jauh Gus Wal juga mengemukanan bahwa jangan biarkan kaum sarabpatinggenah pemuja pengasong faham intoleransi radikalisme khilafah komunisme terorisme sukses mengadu domba dan merusak marwah antar institusi negara.
Demi kemashlahatan bangsa dan nasib masa depan anak cucu kita kelak, maka seyogyanya negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum berlaku tegas dan segera menangkap Jafar Shodiq yang jelas-jelas telah mengajak makar terhadap NKRI.
Tak hanya ajakan makar, Jafaf Shodiq yang dalam ceramahnya juga turut diwarnai ujaran kebencian kepada pemimpin negara dan provokasi kepada jamaahnya untuk menggulingkan pemerintahan.
“Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke merasa muak tatkala da’i-da’i provokator masih saja terus mengusik kedamaian negeri ini,” ungkap Gus Wal.
“Jika ada yang bertanya mengapa kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“PNIB mendukung Penuh BNPT, DENSUS 88, POLRI dan TNI menumpas tindak tegas aksi maupun gerakan intoleransi radikalisme terorisme.”
“Kami tidak ingin negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh para da’i provokator, seperti bertahun-tahun yang lampau di masa FPI masih eksis. Kita tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antar umat beragama dikoyak-koyak dan dicabik-cabik oleh orang-orang sejenis atau sekelompok dengan kaum FPI yang sudah menjadi ormas terlarang di Republik Indonesia.”
“Selamatkan anak bangsa ke depan, anak cucu kita kelak dari bahaya laten FPI HTI PKI,” tegasnya.
“Jika ada yang bertanya mengapa kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“Kita harus belajar dari sejarah yang telah dilalui bangsa ini pada masa yang telah lampau. Kita mesti mengingat bagaimana PKI yang di tahun 1948 melakukan kudeta / pemberontakan di Madiun namun hanya segelintir tokohnya yang ditindak tegas, maka tokoh lainya yang selamat bermanuver eksotik dengan melakukan pengkaderan yang ciamik hingga memunculkan orang orang baru di tapuk pimpinan PKI, hingga kembali mengadakan kembali kudeta / pemberontakan September 1965. Terlepas dari berbagai sudut pandang benar tidaknya PKI terlibat dalam peristiwa paling kelam tersebut namun itulah fakta yang terjadi,” Gus Wal menerangkan.
Maka berkaca dari sejarah, sangat mungkin eks HTI dan FPI terus saja merongrong negara dan negeri ini sampai mereka bisa bangkit kembali lalu mengacau lagi. Seperti PKI di era 1965.
Bangsa ini perlu mengamini pesan dari proklamator RI Ir Soekarno “Jasmerah”, Jangan sekali kali melupakan sejarah, pungkas Gus Wal.
Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
Jaga Kampung Desa dari Omicron, corong propoganda eks FPI HTI, da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme.