SintesaNews.com – Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) meminta pemerintah dan DPR untuk membubarkan PKS yang sering membuat gaduh dengan menentang pemerintah. Terakhir adalah penentangan parpol yang terafiliasi kepada Ikhwanul Muslimin ini terhadap IKN Nusantara. Terlebih kader-kadernya menghina Kalimantan dan penduduk aslinya.
Gus Wal mengatakan, “Kami PNIB meminta kepada pemerintah dan DPR untuk membubarkan PKS secara konstitusional melalui mekanisme yang ada di MK (Mahkamah Konstitusi).”
PNIB menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang ingin Indonesia Bermartabat, Berbudaya, Aman Makmur Damai tanpa adanya keberadaan PKS dan partai-partai sejenisnya.
“Sudah banyak kita tahu pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PKS mulai dari soal ideologinya, soal hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin, sikap PKS yang menolak azas tunggal Pancasila, hubungan PKS dengan Ikhwanul Muslimin yang merupakan organisasi terorisme terlarang di banyak negara negara Timur Tengah, dan keberadaan PKS yang selalu menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, serta banyak lagi hal-hal yang dilakukan ataupun disuarakan oleh PKS yang membahayakan dan merusak kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta pelanggaran-pelanggaran lainya,” beber Gus Wal.
Hal ini diungkapkan Gus Wal saat PNIB menggelar kegiatan Ngaji Pancasila 29 Januari 2022 di Aula “Kampung Dolanan Nusantara” yang berlokasi di Pesantren Budaya Nusantara Ki Sodong – Sodongan Borobudur – Magelang, Jawa Tengah,
“Kami PNIB dan Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke melalui ‘Tapa Dede’ Acara Ngaji Pancasila ini meminta kepada pemerintah dan DPR untuk membubarkan PKS melalui prosedural hukum di Mahkamah Konstitusi (MK),” tegas Gus Wal.
Selain membubarkan PKS melalui prosedural hukum yang berlaku di Mahkamah Konstitusi, PNIB juga meminta dengan sangat kepada pemerintah, DPR, MPR dan Aparat Penegak Hukum untuk membubarkan PA 212 melalui Perppu Ormas ataupun dengan jalan cara yang lainya.
Saresehan Budaya “Ngaji Pancasila” PNIB Dukung Penuh IKN Nusantara
Dalam kesempatan tersebut Gus Wal juga menyampaikan, “Dari Ngaji Pancasila bertajuk saresehan budaya yang dilangsungkan di Borobudur yang merupakan salah satu Pusat Peradaban Dunia, PNIB mendukung penuh penetapan IKN (Ibukota Negara) yang telah ditetapkan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. PNIB juga mendukung penuh nama ‘Nusantara’ dipilih sebagai nama Ibukota Republik Indonesia.”
“Kami berharap IKN baru yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi bernama Nusantara membawa berkah, membangkitkan kembali kejayaan Nusantara di masa yang akan datang dengan Karakter Budaya Nusantara dan Kearifan Lokal untuk bersama-sama dengan IPTEK membangun, memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia,” kata Gus Wal.
“Mari kita sambut Nusantara sebagai ibukota baru Indonesia sebagai doa dan simbol kejayaan Indonesia di masa depan dengan karakter budayanya dan kearifan lokalnya,” imbuhnya.
Acara yang diasuh oleh Gus Abbet Nugroho yang juga merupakan Sekjen DPP PNIB, menyampaikan bahwa kegiatan Ngaji Pancasila ini bertajuk “Saresehan Budaya, Dari Borobudur untuk Indonesia dan Dunia”.
“Dan alhamdulillah hari ini di Kampung Dolanan Nusantara dan Pesantren Budaya Nusantara Ki Sodong – Sodongan Borobudur ini bisa dilangsungkan acara Ngaji Pancasila ini untuk menyuarakan aspirasi dari para budayawan antara lain KH Kholil Asrori dan budayawan lainya yang sengaja datang di Borobudur ini, untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia dengan Budaya, Kearifan Lokal agar ke depan selain menjadi negara industri maju juga tetap melestarikan Budaya Nusantara demi Indonesia lebih bermartabat dan tentu lebih hebat lagi,” tutur Gus Abbet Nugroho didampingi oleh Muhammad Arief Ar Rosyied beserta para pengurus PNIB dan para budayawan Borobudur.
“Acara Ngaji Pancasila bertajuk Saresehan Budaya Borobudur ini juga sekaligus merupakan Deklarasi PNIB Jawa Tengah dan PNIB Kabupaten Magelang,” pungkasnya.
Baca juga:
IKN Nusantara, Kepanjangan dari NU Santri Pemerintah dan Rakyat