Penulis: El Khusaini
Dalam kasus pembantaian Sigi beberapa waktu lalu Bahar bin Smith diam seribu bahasa tanpa kata. Apa lagi bersuara dalam hak pembelaan. Seperti halnya tanpa noda dan bahkan sudah mati rasa.
Mengapa bisa begitu? Karena hal ini hanya mengorbankan rakyat pribumi saja. Ataukah memang picik dalam berpandangan. Memang benar untuk hal itu dia diam. Karena posisi saat itu Bahar bin Smith lagi menikmati jeruji besi.
Kasus tewasnya 6 orang laskar FPI Bahar Bin Smith mau membongkar. Dan ikut aktif bersuara dan bereaksi reaktif sampai detik ini.
Kenapa bisa begitu? Apa munkin kasus tewasnya warga Sigi itu bukan dari bagian yang berkaitan dengan kepentingan golongan keturunan atau kelompok yang sudah dibubarkan saat ini, yaitu FPI atau keturunan sok suci itu.
Melihat ini seperti lelucon dalam sebuah drama kehidupan. Dari itu tetaplah pribumi yang selalu dikorbankan demi kepentingan ndoro-nya, juragan besar keturunan tersuci, bahkan sok merasa maksum, termulia penuh puja-puji yang boleh mengorbankan pribumi menjadi martir kelompoknya.
Namun apakah ingat kriminal yang dilakukan oleh Bahar bin Smith yaitu kasus-kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur, dan persekusi bullying dengan tindakan yang arogan bahkan mengarah ke provokasi pecah belah rakyat Indonesia. Yang terahir bahkan mengolok-olok bahkan cacian dan hinaan kepada Jendral Dudung Abdurrahman.
Padahal posisi Jendral Dudung bukanlah posisi biasa sembarangan. Jendral Dudung diolok-olok masih bisa dimaafkan. Yang diolok-olok bukan Jendral Dududungnya, namun Marwah TNI AD. Mengapa begitu, karena posisi Jendral Dudung adalah Kepala Staf Angkatan Darat. Secara tidak langsung Bahar mengolok-olok:
- Jendral Dudung Abdurahman
- Kepala Staf Angkatan Darat
- Tentara Nasional Indonesia.
Dari hinaan dan cacian itu seharusnya kita sadarlah bahwa Si Bahar bin Smith itu bisa dikatakan si provokator penggerak masa dan kelompoknya.
Dari peristiwa tewasnya 6 laskar itu harusnya menjadi pelajaran hidup bagi Bahar Bin Smith dan kelompoknya. Laa…, ini kok malah mau membongkar dan mengungkit ke publik. Dengan peristiwa tewasnya 6 orang, harusnya Bahar bin Smith sadarlah.
Bahwa lasus Sigi juga menimbulkan kematian bahkan lebih dari 6. Kenapa kok tidak dibela? Katanya FPI pembela dan penegak kebenaran.
Pembela bagi ndoro tersucinya jelas. Keuntungan bagi untuk pribumi jelas tidak ada.
Munkin yang dibela si Bahar bin Smith dan FPI itu adalah orang yang menyanjung dan mendewakannya. Mengapa begitu? Karena si Bahar dan kelompoknya itu adalah sebagian perusak, penoda agama.
Seperti halnya jualan ayat untuk adu domba. Namun apa yang terjadi, berhasilkah dia adu domba dengan menggunakan ayatnya. Tidaklah…, yang terjadi malah menjadikannya sebuah mayat. Dan mayat itu warga pribumi lagi.
Dengan upaya dan usaha untuk membongkar kematian 6 orang yang dilakukan si Bahar bin Smith, apakah itu menguntungkan para kelompoknya, para habaib atau keturunan tersuci lainya? Saya kira tidak. Justru dengan adanya pembongkaran, yang akan dilakukan si Bahar justru malah mencoreng habaib lainya dan keturunan tersuci lainya.
Mengapa begitu karena kematian 6 orang itu adalah kesalahan mereka sendiri yaitu mau melawan petugas. Serta petugas pun melindungi diri. Dan kematian 6 orang itu adalah sebagian korban atau martir dari kelompok arabic yang sok suci.
Dari peristiwa itu harusnya kelompok mereka, khususnya ex FPI sadar dengan hal itu. Sebab kenapa, karena si Bahar bin Smith dan kelompoknya itu telah berulang kali serta bernafsu untuk disembah-sembah oleh pribumi.
Serta berlindung dan mengorganisir ormas berperilaku rusak yang berlindung dan menyamar di bawah jubah agama. Bahkan si Bahar dan kelompoknya itu melakukan fitnah gemar menistakan sesama pribumi.
Yang terpenting dan diperlukan oleh semua pihak, khususnya penegak hukum dan kaum arabic adalah pembinaan terhadap si Bahar dan kelompoknya itu agar kehidupan di NKRI ini menjadi tentram kembali.
Bahkan jika tidak bisa dibina dan diarahkan, bisa saja dengan pertimbangan tertentu serta berberat hati untuk dibinasakan saja untuk si Bahar dan kelompoknya itu. Agar di waktu yang akan datang tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan khususnya keamanan dan ketertiban negara yang menggangu kepentingan umum.
Si Bahar bin Smith koar-koar siap mati. Tetapi nyatanya yang mati warga pribumi. Betapa banyak persekusi, perilaku tidak terpuji, kata-kata rasis bahkan menjijikan yang ditujukan kepada masyarakat umum oleh si Bahar dan kelompoknya itu. Serta ancaman umum yang keluar dari mulut si Bahar dan kelompoknya itu.
Apakah menurut kaum keturunan termulia, hinaan, cacian, provokasi, serta perilaku barbar yang dilakukan si Bahar dan kelompoknya tersebut. Apakah hal itu wujud keadilan kaum arabic keturunan terhadap masyarakat pribumi secara luas. Kita tunggu sikap si Bahar bin Smith dan kelompoknya.