SintesaNews.com – Nunung Siti Aminah, 63 tahun, istri seorang guru agama bernama Ridwan Tarmizi yang telah dikaruniai 8 orang anak dan telah memiliki 8 cucu ini, sudah hampir 25 tahun bekerja di Biara St. Clara Pacet, Cipanas, Jawa Barat (Jabar).
Pekerjaannya adalah menjahit kasula dan perlengkapan liturgi di biara tersebut. Tak terhitung berapa banyak pakaian imam yang sudah ia hasilkan. Ia hanya mengerjakan pesanan umat yang di terima Biara St. Clara Pacet, Sindanglaya, Jabar, Keuskupan Bogor.
Nunung bekerja di ruang paramen bersama 3 suster OSC (Ordo Sanctae Clarae). Selain mengerjakan stola dan kasula, mereka juga membuat busana lain imam, misdinar, dan beraneka kain perlengkapan liturgi.
“Kerja di sini enak. Saya tak perlu menunggu berbulan-bulan atau tahunan untuk bertemu keluarga. Rumah saya dekat dengan biara ini. Sehingga saya bisa bertemu keluarga setiap hari,” kata Nunung seperti dilansir dari hidupkatolik.com.
Nunung hanya memerlukan waktu 5 menit untuk mencapai tempat kerjanya, dengan ongkos Rp 5 ribu.
Ia mulai bekerja mulai pukul 7.30 hingga 14.00. Di sela-sela waktu tersebut Nunung beristirahat pukul 10.00 untuk menyantap kudapan. Lalu pukul 12 ia break untuk sholat zuhur.
Semua keluarga dan tetangga tahu Nunung bekerja di biara. Tak seorang pun keberatan dengan pekerjaan yang dilakoni istri pendiri Madrasah Diniyah Al-Hikamus Salapiah.
“Semua tau saya bekerja di biara. Tak ada seorang pun yang keberatan. Karena mereka tahu saya tetap menjalankan sholat ajaran agama Islam,” ujar Nunung.
“Setiap agama punya cara menyembah Tuhan, hanya jalannya berbeda-beda,” imbuh Nunung.
Pada Bulan Ramadhan pun Nunung tetap bisa berpuasa penuh dan menjalankan ibadahnya sesuai agama Islam yang ia anut.
“Ibu Nunung tak banyak bicara. Ia hanya datang dan bekerja. Orangnya amat rajin,” kata Sr Elfrida yang sudah 3 tahun bersama Nunung ngepos di ruang paramen.
“Saya juga sering meminta pertimbangan Bu Nunung untuk motif dan padanan warna jubah yang akan kami buat. Karena lama bekerja di sini Bu Nunung sudah tahu banyak istilah liturgi,” lanjut Sr Elfrida
Nunung sebenarnya sudah sangat akrab dengan lingkungan kerjanya di biara St. Clara sejak 1966. Dulu sewaktu masih gadis ia bekerja di biara ini untuk membersihkan gereja dan mengurus tamu. Namun saat ia menikah di tahun 1975, Nunung berhenti bekerja. Saat anak-anaknya sudah besar, pada tahun 1993 ia kembali bekerja di biara ini. Kali ini keahlian menjahit Nunung dibutuhkan oleh Sr Angelina OSC yang sedang mencari tenaga untuk di ruang paramen.
Nunung bersyukur dari hasil kerjanya di Biara St. Clara Pacet bisa ikut membantu pendapatan suaminya sebagai ustadz Madrasah, untuk membiayai anak-anaknya. Tiga di antaranya sudah lulus kuliah.