SintesaNews.com – Dilansir dari Nationalgeographic.co.id, untuk kedua kalinya, ginjal babi sukses ditransplantasikan ke pasien manusia lagi. Para ahli bedah di New York University Langone Health telah mengumumkan keberhasilan tersebut.
Pencapaian tersebut datang tiga bulan setelah prosedur pertama dilakukan. Kesuksesan prosedur xenotransplantasi ini dapat membuka jalan bagi penggunaan organ-organ non-manusia pada para pasien yang membutuhkan transplantasi organ untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Perlu dijelaskan, kedua operasi yang diselesaikan hingga saat ini adalah operasi eksperimental yang melibatkan orang-orang yang tidak diharapkan untuk benar-benar hidup dengan ginjal babi.
Ginjal babi pertama ditransplantasikan ke seorang wanita yang mati otak yang keluarganya telah memberikan izin kepada para dokter untuk melakukan operasi sesaat sebelum penopang hidupnya dimatikan. Adapun yang terbaru, tim ahli bedah yang sama telah mengulangi prestasi tersebut pada individu yang baru saja meninggal yang dirawat dengan ventilator.
Dikenal sebagai xenotransplantasi, transplantasi dari hewan ke manusia ini dilihat oleh para ilmuwan sebagai solusi potensial untuk kekurangan organ donor saat ini. Banyak orang meninggal saat menunggu transplantasi karena tidak cukup organ yang tersedia.
Jadi, prospek menggunakan komponen dari hewan ternak, ketimbang harus menunggu organ donor manusia yang tersedia, dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Tantangannya, bagaimanapun, terletak pada kenyataan bahwa sistem kekebalan tubuh kita siap untuk mengenali material asing. Itulah sebabnya tubuh kita secara alami menolak organ dari spesies lain.
Misalnya, sebagian besar mamalia selain manusia menghasilkan gula yang disebut alpha-gal. Penyisipan molekul ini ke dalam tubuh kita memicu respons antibodi yang dirancang untuk menghancurkan materi penyerang tersebut.
Untuk mencegah hal ini terjadi, para ahli bedah menggunakan ginjal babi yang telah direkayasa secara genetik untuk memodifikasi kekurangan gen yang bertanggung jawab untuk produksi alpha-gal tersebut. Jadi rekayasa genetik ini bisa menghindari respons imun tubuh manusia tersebut.
Dalam percobaan terbaru mereka, ginjal yang dimodifikasi itu ditempelkan ke pembuluh darah dari kaki bagian atas penerima dan dipelihara di luar perut selama 54 jam untuk dipelajari dan diamati.
Seperti upaya pertama mereka, para ahli bedah melaporkan bahwa tidak hanya organ tersebut tidak ditolak oleh penerima, tetapi juga tampaknya berfungsi dengan baik. Produk limbah dari tubuh manusia seperti kreatinin berhasil disaring melalui ginjal babi tersebut pada tingkat yang sesuai. Adapun produksi urine yang keluar dari ginjal babi tersebut sesuai dengan ginjal manusia normal.