Penulis: Wandi Ruswannur
Duta Bahasa merupakan ajang pemilihan figur generasi muda yang bertugas untuk mengampanyekan dan menyosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam ajang ini, para peserta akan dinilai dari kecakapan berbahasa Indonesia, wawasan kebahasaan, hingga aspek etika selama mengikuti proses pemilihan.
Adalah gadis cantik asal Bogor – Jawa Barat bernama Florie Aurantia Hendrian yang memenangkan ajang pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat hingga dinobatkan menjadi Terbaik 1 Duta Bahasa Nasional menuturkan awal kisah dirinya meraih juara dan mengkampanyekan bahasa bagi generasi muda.
“Untuk seleksi Duta Bahasa sendiri dilaksanakan dua kali, yaitu pemilihan di level provinsi terlebih dulu hingga melaju ke tingkat nasional,” tutur Florie saat dihubungi wartawan Selasa (07/12/2021).
Florie mengatakan bahwa ia sendiri harus mengikuti beberapa seleksi berupa berkas, esai marathon 3 bahasa (Indonesia, Sunda, bahasa Asing), Psikotes, Uji Kemahiran Bahasa Asing (UKBA), wawancara Krida (presentasi rancangan proyek kebahasaan), Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), bicara publik dan wawancara kepribadian, penampilan bakat, pembekalan selama 3 hari, Final ke-1 hingga Final ke-2 dengan total saingan lebih dari 300 peserta di tingkat Jawa Barat hingga akhirnya melaju ke tingkat nasional.
Mojang yang hobinya bermain musik ini, menyampaikan bahwa tugas Duta Bahasa tentunya menjadi mitra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang turut membantu mewujudkan Tri Gatra Bangun Bahasa di Indonesia (Mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, menguasai bahasa asing).
“Kami berikhtiar untuk terus mewujudkan misi tersebut melalui beberapa agenda, baik yang diadakan secara daring seperti mengadakan beberapa acara webinar sebagai wadah berdiskusi seputar isu kebahasaan yang terjadi di Indonesia, sekaligus berupaya untuk menanamkan pentingnya mengutamakan bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah sebagai jati diri kita tetapi tetap tidak lupa untuk menguasai bahasa asing agar mampu berkompetisi di tingkat global. Adapun kami juga melakukan acara luring seperti mengadakan beberapa agenda dalam momentum tertentu. Misalnya, saat perayaan Sumpah Pemuda, kami turun ke jalan untuk mengadakan eksperimen sosial dengan bertanya mengenai makna Sumpah Pemuda bagi kehadiran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,” sambungnya.
Mahasiswi FISIP UI jurusan Hubungan Internasional ini mengatakan, dari Balai Bahasa Jawa Barat sendiri sering mengadakan agenda perlombaan, contohnya Duta Bahasa Berpuisi untuk meningkatkan daya tarik pemuda terhadap bahasa dan sastra meskipun terbatas akibat pandemi Covid-19.
“Sejauh ini program Duta Bahasa secara umum dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Selain itu, kegiatan Duta Bahasa ini didukung tentunya oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat,” papar Florie yang memiliki akun Instagram floriehendrian.
Florie menambahkan, dalam mempromosikan dan merawat bahasa tentunya dimulai dari diri kita sendiri, yaitu menggunakan bahasa tersebut setiap hari, karena bahasa akan terus hidup apabila masih terdapat orang yang menuturkannya.
“Memang dalam konteks informal, seringkali kita tidak sadar untuk melakukan penggabungan padanan bahasa asing dalam percakapan bahasa Indonesia atau menggunakan padanan bahasa Indonesia yang tidak sesuai, padahal kita bisa memulai untuk membiasakan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai konteksnya,” tutupnya.