Pimpinan MPR RI Bamsoet dan Fadel Muhammad Minta Menkeu Sri Mulyani Dipecat, Ayo Kita Bongkar Siapa Takut?

Penulis: Nurul Azizah

Saat ini netizen 62 baru ramai memperbincangkan pimpinan MPR meminta Presiden Joko Widodo untuk memberhentikan Sri Mulyani Indrawati dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Dengan alasan menteri yang notabene sebagai bendahara pemerintah dinilai tak bisa mengatur keuangan negara secara berkelanjutan.

Aduh alasan ini tidak masuk akal, rakyat biasa saja tahu kalau Sri Mulyani itu perempuan hebat yang dimiliki Indonesia. Penjaga NKRI dari kelicikan para koruptor negeri ini. Perancang strategi keuangan negara.

-Iklan-

MPR apa sudah tidak cakap lagi, atau mereka mempunyai kepentingan politik hanya untuk menyelamatkan kekayaannya, menghindar dari hutangnya kepada negara, atau punya kepentingan lain yang tidak direstui oleh rakyat Indonesia.

Kalau pimpinan MPR tidak lagi pro rakyat, untuk apa mereka menduduki jabatan di MPR?

Apalagi orang yang menyerang Menkeu Sri Mulyani, memiliki jabatan sebagai pimpinan MPR.

Ada mafia di MPR. Ayo rakyat Indonesia, jangan biarkan Sri Mulyani diserang mereka. Kita kerahkan kekuatan, apa yang kita miliki untuk membela para pejuang penjaga NKRI.

Saya tidak terima kalau pimpinan MPR meminta Sri Mulyani dipecat. Sri Mulyani adalah inspirasi saya. Apalagi saya paham dengan bapak ibu beliau, yaitu Prof. Satmoko dan Prof Retno Sriningsih Satmoko yang bertempat tinggal di Semarang.

Prestasi beliau luar biasa, selain menjadi Menteri Keuangan, beliau juga mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Sebagai informasi, kegeraman pimpinan MPR bermula dari alokasi anggaran untuk MPR yang dipangkas oleh Sri Mulyani. Selain itu bu Menkeu dianggap tidak menghargai MPR.

“Kami atas nama pimpinan MPR RI mengusulkan kepada Presiden RI untuk memberhentikan saudari menteri keuangan, karena kami anggap menteri keuangan tidak etik, tidak cakap dalam mengatur kebijakan pemerintahan kita demi untuk kelanjutan,” ujar Pimpinan MPR Fadel Muhammad.

Untuk serangan ini, ibu menteri memberikan pembelaan bahwa dirinya tidak menghadiri rapat MPR karena ada rapat yang lebih penting yang membutuhkan kehadiran Menteri Keuangan. Sri Mulyani tidak hadir dua kali dalam rapat dengan MPR. Atas serangan itu Sri Mulyani menyampaikan alasan-alasan ketidakhadirannya di akun instagram miliknya.

Undangan dua kali tidak hadir rapat dengan MPR, yang pertama tanggal 27 Juli 2021 bersamaan dengan rapat internal Presiden yang harus dihadiri sehingga kehadirannya di MPR diwakilkan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara.

Tanggal 28 September 2021 bersamaan dengan rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR membahas APBN tahun 2022. Untuk urusan satu ini kehadiran Menkeu wajib dan sangat penting.

“Rapat dengan MPR diputuskan ditunda,” jelas Sri Mulyani melalui akun resmi instagramnya, Rabu (01/12/2021).

Atas desakan dari Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) cs., Sri Mulyani memberikan jawaban sebagai berikut:

“Mengenai anggaran MPR yang dipotong, seperti diketahui tahun 2021 Indonesia menghadapi lonjakan covid-19 akibat varian Delta. Seluruh anggaran K/L (Kementrian/Lembaga) harus dilakukan refocusing anggaran empat kali. Refocusing anggaran artinya memusatkan atau memfokuskan kembali anggaran.”

Pemotongan tunjangan MPR semata-mata untuk membantu penanggulangan covid-19 yang semua dialokasikan untuk biaya klaim pasien yang pada tahun 2021 jumlahnya melonjak pesat, biaya vaksinasi, pelaksanaan PPKM di berbagai daerah.

Anggaran Kementrian Keuangan juga difokuskan membantu rakyat miskin dengan meningkatnya bantuan sosial (bansos), membantu subsidi, upah para pekerja penanganan covid-19, dan membantu UMKM akibat dari adanya covid-19 mereka tidak dapat bekerja apalagi dengan adanya PPKM level 4.

Kalau dilihat bulannya yaitu Juli dan September 2021, Menteri Keuangan baru sibuk-sibuknya mengurusi pembiayaan karena adanya lonjakan penderita covid-19 dan rapat dengan Banggar APBN 2022. Seharusnya Ketua dan pimpinan MPR memakluminya bukan malah meminta Presiden untuk memecat Sri Mulyani.

Ada apa ya dengan Bamsoet dan Fadel Muhammad? Ayo kita sedikit bongkar. Mereka para pimpinan MPR mulai resah dengan kinerja Sri Mulyani. Bu Menteri akan membongkar kasak-kusuk keuangan yang mereka lakukan di negeri ini.

Bamsoet ternyata ada hubungannya dengan balapan formula E. Dia menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga ketua Steering Committee Formula E. Menurut Bamsoet, ajang Formula E yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 2022 harus tetap terselenggara. Karena, kata dia, uang yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan.

“Uang yang kita bayarkan tidak mungkin kembali,” ujar Bamsoet di komplek Parlemen Senayan, Minggu (28/11/2021).

Siapa saja orang yang punya usul untuk mengadakan balapan Formula E di Indonesia? Mereka adalah kelompok orang-orang kaya yang ada di sekeliling Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Siapa dia, Sadikin Aksa mantan Dirut PT. Bosowa Corporindo yang resmi menjadi tersangka Kasus Bukopin. Awalnya Sadikin Aksa sebagai ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) karena dia kena kasus, kemudian Ketua IMI digantikan Bamsoet.

Sadikin Aksa masih keluarga dari Jusuf Kalla. Baca, “Lingkaran Kalla di Formula E, majalah Tempo 22 Februari 2021.”

Sedangkan Fadel Muhammad adalah obligor BLBI, yaitu orang yang memperoleh pinjaman Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Tidak main-main, utang ke BI ramai dibicarakan masyarakat sebesar Rp 136 miliar. Masalah kebenarannya tunggu saja nanti.

Kalau memang masih punya hutang BLBI, biarlah Sri Mulyani bekerja untuk terus menagih utang-utang obligor. Kok malah suruh mecat. Wah, ini ada udang di balik rempeyek, eh di balik batu.

Biarlah Sri Mulyani beserta tim mengusut uang kegiatan Formula E dan para obligor dana BLBI.

Kalaupun Fadel Muhammad terbukti masih punya hutang sebesar Rp 136 miliar, bayar saja. Kan beres, tidak usah koar-koar, “pecat Sri Mulyani sebagai Menkeu.”

Kalau Fadel tidak punya uang untuk membayar dana pinjaman BLBI, dia masih punya villa seluas 2 hektar di Cimory Bogor Jawa Barat. Katanya juga Fadel punya tanah sampai 7 hektar di daerah Bogor. Ayo Bu Menkeu sita kekayaan para obligor yang tidak berterima kasih kepada negara ini.

Baca Bunga Rampai Kumpulan Artikel Nurul Azizah lainnya di sini:

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here