Penulis: Nurul Azizah
Untuk mengenal apa itu ajaran wahabi, alangkah bijaknya kalau saya kupas sedikit mengenai sejarah berdirinya Wahabi.
Sejarah kelam berdirinya wahabi diawali dari pendirinya yang bernama Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H atau 1699 M). Najed adalah sebuah wilayah di pusat negara Arab Saudi.
Awalnya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya dan di antara negara yang pernah disinggahi adalah Bagdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H atau tahun 1713 M, dia terpengaruh oleh orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah.
Sejak itulah Muhammad bin Abdul Wahab menyebarkan ajaran barunya yang menyesatkan. Inggris berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru bagi umat islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i.
Baca: Sejarah Kelam Berdirinya Salafi Wahabi dan Arab Saudi
Muhammad bin Abdul Wahab memang sengaja ditarget oleh Mr. Hempler untuk membuat sekte baru yang bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, yaitu ajaran Islam rahmatan lil alamin.
Sedangkan ajaran wahabi menjadi program kerja kaum kolonial Inggris, untuk merusak islam yang dibawa Kanjeng Nabi.
Ijtihad ulama saat itu memberi nama ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul wahab sebagai ajaran wahabi. Kata wahabi diambil dari nama bapaknya, yaitu Abdul Wahab agar umat islam bisa membedakan ajaran yang dibawa oleh Kanjeng Nabi dengan ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Kalau ajaran sesat ini diambil dari nama pendirinya, sungguh membingungkan umat Islam, karena nama pembawa ajaran wahabi ini sama persis dengan nama Kanjeng Nabi yaitu Muhammad.
Ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Setelah Muhammad bin Abdul Wahab berguru dengan Mr. Hempher dari Inggris, ayah dan guru-gurunya memiliki firasat kurang baik terhadap Muhammad bin Abdul Wahab. Firasat ayahnya adalah dia akan mengajarkan ajaran yang sesat dan menyesatkan. Bahkan Abdul Wahab menyuruh orang berhati-hati terhadap anaknya. Karena anaknya akan mengkafir-kafirkan umat Islam yang tidak mau diajak oleh Muhammad bin Abdul Wahab.
Ajaran sesat yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur serta maulid, yang ditolak keras oleh Muhammad bin Abdul Wahab tanpa alasan yang jelas.
Dengan berdalih pemurnian ajaran islam, dia terus menyebarkan ajaran sesatnya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan Islamnya minim mudah dipengaruhi dan dibujuk oleh Muhammad bin Abdul Wahab untuk ikut ajarannya. Yang paling bahaya adalah salah satu pengikutnya yaitu orang yang punya kekuasaan. Namanya Muhammad bin Saud penguasa Dar’iyah yang mendirikan dinasti Saudi. Muhammad bin Saud meninggal pada tahun 1178 H atau 1765 M.
Untuk memperkuat hubungan keduanya Muhammad bin Abdul Wahab memperistri anak perempuan dari Muhammad bin Saud.
Muhammad bin Saud sangat tunduk dan patuh pada perintah anak mantunya. Mereka terus mengajarkan ke seluruh anak keturunannya serta orang-orang yang menjadi pengikutnya untuk tunduk pada ajaran wahabi yang menyesatkan. Mereka tak segan-segan membunuh dan merampas harta orang yang tidak mau diajak masuk ke wahabi.
Waspadalah terhadap ajaran wahabi, apapun bisa dilakukan dengan cara berfikir yang terbalik-balik. Mereka terus menebar tipu daya dan hoax ke banyak orang. Kalaupun pengikut wahabi punya ilmu, ilmunya akan tetap menjadi pengacau dunia.
Karena dari jenis ilmunya adalah ilmu yang terbalik-balik, siapa pun yang belajar, mendalami ilmu ala wahabi, bukan mendatangkan manfaat dan berkah tapi justru mendatangkan bencana dan kutukan.
Siapa pun yang mendalami ilmu ala wahabi, mereka akan terjerumus dalam ajaran wahabi yang sesat, bukan hanya merusak diri sendiri tapi juga merusak banyak orang dan tentunya juga berbahaya bagi NKRI tercinta.
Tentang ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam rahmatan lil alamin yang dibawa oleh Kanjeng Nabi ternyata ciri-cirinya sudah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
Hadis dari Kanjeng Nabi sebagai berikut:
Hadis pertama:
“Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdoa: ‘Ya Allah berkahilah negeri kami Syam dan Yaman.’ Lalu ada yang berkata: ‘Doakanlah juga Najed!’
Nabi berdoa lagi: ‘Ya Allah berkahi negeri kami Syam dan Yaman.’ Mereka berkata lagi: ‘Doakan juga Najed ya Rasulullah.’ Namun Nabi Muhammad SAW tetap tidak mendoakan Najed, justru Nabi berkata: ‘Dari daerah itu bahkan muncul keguncangan (aqidah) dan fitnah, dan dari situ bakal muncul ajaran tanduk setan.’ (HR. Bukhori).
Hadis kedua:
“Nabi SAW bersabda, ‘Kelak di akhir zaman bakal muncul sebuah golongan, yang muda usia (aliran baru), bodoh cara berfikirnya, perkataannya selalu mengatasnamakan Nabi / sunnah, keimanannya tidak melewati kerongkongannya (imannya cuma di mulut dan tidak masuk ke hati), mereka keluar dari agama ini seperti anak panah yang melesat dari busurnya.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi).
Dan tentunya masih banyak hadis-hadis sahih lainnya yang menjelaskan ciri-ciri dari ajaran wahabi.
Bahaya wahabi jangan dianggap biasa atau remeh. Bahaya wahabi itu nyata dan banyak bukti sejarah kelam tentang perilaku sesat dari ajaran ini.
Baca: Bahaya! Ajaran Wahabi Masuk di Polairud Tanjung Priok Jakarta Utara
Di banyak negara pengikut wahabi melakukan banyak keonaran dan ditangkap, seperti di Malaysia beberapa tokoh wahabi ditangkap oleh pihak yang berwenang karena menyebarkan paham wahabi.
Anehnya di Indonesia mereka malah dapat panggung, tidak jarang tokoh-tokoh atau pentholan wahabi diundang pada acara-acara institusi pemerintah. Padahal lahirnya kelompok teroris dan Islam radikal intoleransi itu terbukti akibat doktrin faham wahabi. Yaitu faham yang merasa paling Islam, paling menjalankan sunnah Nabi, paling suci, dan pemegang kunci surga.
Semua orang yang tidak sefaham dengan ajaran wahabi dianggap kafir dan yang lebih parah lagi dianggap murtad.
Saya pernah menulis di SintesaNews.com pada tanggal 4 Mei 2021 dengan judul: “Bahaya ajaran wahabi masuk di Polairud Tanjung Priok Jakarta Utara.” Dan tentunya tulisan-tulisan saya yang lainnya tentang ajaran wahabi.
Baca: Berjuang Tanpa Batas dan Tanpa Balas, Wahabi Jangan Kau Ambil Jamaahku
Sampai kapan Indonesia melegalkan penyebaran faham wahabi ini? Pemerintah seolah-olah melihat dengan sebelah mata dengan ajaran ini. Ajaran ini sudah menyebar ke seluruh pelosok negeri. Mereka sudah menjamur dan beranak pinak. Perkembangan mereka terlalu cepat, karena kelompok wahabi tidak mengenal alat kontrasepsi atau KB. Para pengikutnya tidak diperbolehkan memakai alat kontrasepsi atau KB. Bahkan kaum laki-laki wahabi boleh menikahi empat wanita atau istilahnya berpoligami.
Sudah tidak rahasia lagi, para pengikut wahabi memiliki istri lebih dari satu. Ada yang memiliki istri dua, tiga atau empat. Bahkan ada yang menikah 6 kali dan tentunya ada dua istri yang diceraikan. Mau menikah berapa kali bagi pengikut wahabi tidak ada masalah yang penting istrinya berakhir di angka 4. Dengan jumlah anak yang tak terhitung alias banyak sekali.
Sampai kapan negeri ini tiba-tiba dibanjiri kelompok baju cingkrang berjenggot yang wanitanya bercadar. Bahasanya menggunakan istilah kearab-araban. Setiap hari terdengar kata-kata: umi, abi, ukhti, akhi, akhwat, ikhwan, tabarakallah dan lain-lain kata-kata yang kearab-araban.
Dalam bathin saya, mereka tinggal di alam Indonesia yang sejuk dan damai, tapi mereka para pengikut wahabi seakan-akan Indonesia ini jazirah Arab yang tandus dan panas.
Mereka sudah hilang rasa nasionalismenya, rasa memiliki budaya Indonesia. Budaya Nusantara dibuang jauh-jauh, mereka malah mencintai budaya Najed yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab.
Sampai kapan Indonesia melegalkan penyebaran faham wahabi ini? Kalau pelaku teroris dan radikalis ditangkap mengapa pengajian yang diisi oleh ustad wahabi malah dilindungi. Pondok-pondok pesantren wahabi berkembang pesat. Kampung-kampung salafi yang dihuni orang-orang wahabi bertebaran di mana-mana.
Padahal di pondok-pondok dan kampung salafi setiap saat mereka menyusun strategi pengembangan faham wahabi dan bagaimana mempengaruhi orang awam untuk terjerat dengan rayuan mautnya. Tidak segan-segan kelompok wahabi mencari pengikutnya dengan banyak memberi harta berupa uang, makanan, pekerjaan dan bahkan tempat tinggal. Asalkan mereka bersama keluarganya ikut dan masuk ke ajaran wahabi.
Ajaran wahabi sudah menyusup ke semua lini yang ada di masyarakat. Di pemerintahan, BUMN, TNI POLRI, ASN, pejabat negara, anggota DPR, DPRD, di ormas-ormas yang ada di masyarakat dan lain sebagainya.
Malah mereka terkadang menjadi pimpinan di suatu instansi baik milik negara atau swasta. Sampai kapan pemerintah Indonesia tutup mata terhadap perkembangan faham wahabi ini.
Saya hanya bisa berdoa, semoga pemerintah mulai melarang ajaran wahabi berkembang biak di negeri ini. Melarang ustad-ustad wabahi berceramah yang isinya menyesatkan jamaahnya.
Para pengikut wahabi menolak maulidan, manaqiban, tahlilan, ziarah qubur, yasinan, semak’an quran, istiqosahan dan lain-lain amalan yang biasa dilakukan oleh warga NU.
Baca juga: Nyemplung Berjuang Bareng Sederek NU, Khususnya di Medsos
Donasi untuk Penerbitan Buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi” oleh Nurul Azizah