SintesaNews.com – Dalam hidup bisa dikatakan kita terlahir untuk diri kita sendiri dan menjadi diri kita sendiri. Tak ada kewajiban untuk membahagiakan orang lain. Apalagi selalu menuruti opini mereka dan kemauan mereka.
Penulis: Langit Quinn
Kita tak perlu memikirkan apa yang orang lain pikir tentang kita. Sebab kenyatanya opini-opini mereka tidak selalu memberikan solusi bagi kita, bahkan bisa jadi malah membuat kita tidak bahagia.
Ingat, hidupmu adalah milikmu. Bukan orang lain yang mengatur. Terlalu berlebihan jika kita selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Benar kita adalah makhluk sosial, namun dirimu adalah milikmu. Kita hidup harus sebagai diri kita sendiri.Toh kalian tak merugikan mereka bukan?
Contoh kecil bahwa kamu berhak atas hidupmu adalah bagaimana kamu bersikap mengenai komentar orang lain di media sosial.
Ketika kamu hobby memposting foto seksi, pasti ada saja teman kamu yang julid dan nyinyir dengan itu. Apakah kamu berkewajiban mendengarkan omongan mereka? Tentu tidak.
Jika kamu bahagia melakukan hal tersebut dan tidak merugikan orang lain, so what…, lakukan saja.
Atau ketika kamu hobby main Tik-Tok, pasti ada saja teman kamu yang ngomongin kamu di belakangmu dengan rasa tidak suka. Itu hak mereka, tapi kamu juga berhak untuk terus melakukan atas keinginanmu, apalagi jika hal tersebut menghiburmu dan memberimu kebahagiaan. Kamu tidak harus mendengarkan omongan mereka. Karena hidupmu adalah milikmu.
Di media sosial, seringkali kita melihat teman-teman julid di sekitar yang terlalu sibuk mengomentari foto kalian, misal mereka beropini bahwa foto cantik kalian hasil dari kamera jahat. Foto palsu, dll.
Jika kamu berpikir bahwa hal itu tidak merugikan mereka, so what? Kamu tak perlu merisaukannya. Lawan jika mereka bicara langsung di depanmu.
Orang yang beropini seenaknya tentang fotomu biasanya orang yang tidak memiliki attitude, dan coba kamu lihat baik-baik, biasanya mereka juga orang yang memiliki hal palsu. Misal memakai bulu mata palsu.
Siapa mereka bisa mengatur hidup kamu? Toh kamupun juga tidak mengurusi hidup mereka yang memiliki hal palsu dalam dirinya, coba kamu lihat di antara mereka juga terkadang memiliki salah satu atau lebih hal palsu di antaranya: ternyata mereka menggunakan bulu mata palsu, alis palsu hasil lukisan, mata biru palsu, hidung mancung palsu hasil filler, dagu lancip hasil tarik benang, kulit putih palsu hasil suntik, gigi indah dan putih palsu hasil venner dan masih banyak lagi.
Apa bedanya jika kamu dan mereka sama-sama palsu?
Bedanya: kamu hanya mengaplikasikan itu menggunakan kamera, namun teman julidmu mengaplikasikan di dalam raga. Persamaannya: Sama-sama bukan hal yang alami.
So, apa yang membuat salah satunya jadi merasa lebih hebat?
Jika teman kamu bangga dengan yang palsu-palsu namun julid sama kamu, kenapa kamu tidak bangga juga dan mengembalikan semua hal palsu itu ke mereka dan balik menjulidi mereka?
Contoh lain, ketika kamu menjalin hubungan percintaan, temanmu atau keluargamu bisa saja memberi masukan untuk meninggalkan pacar kamu. Dengan alasan dia tidak punya masa depan. Tanpa mereka memahami bagaimana perasaan kamu.
Cinta dan keyakinan di hatimu adalah perasaan yang tak mereka miliki dan tak bisa mereka pahami. Sehingga dengan mudah mereka memberikan opini yang justru tidak akan membuat kamu bahaga.
Ingat, kamu berhak atas hidupmu, kamu berhak membuat keputusan untuk dirimu sendiri. Kamu berhak bahagia. Dan ingat, hidupmu bukan untuk membahagiakan mereka.
Otak kita punya kapasitas tertentu per harinya untuk menampung informasi dan ide-ide yang ada di sekitar. Jadi buat apa kamu menyia-nyiakan ruang berpikirmu memikirkan orang yang bahkan tidak pernah peduli denganmu? Gunakan untuk orang-orang terkasihmu, seperti sahabat, pacar, anak dan orangtua.
Egois itu ada dalam diri setiap manusia, dan terkadang kita perlu membiarkan ego itu ada, supaya kamu tidak tersakiti oleh pendapat orang lain.
Perlu kita sadari, rasa iri juga ada dalam setiap diri manusia, jika teman-temanmu tiba-tiba nyinyir tehadapmu, mencari kesalahanmu akan hal apapun yang sebetulnya tidak merugikannya, bisa saja karena ia iri tehadap pencapaianmu, ada rasa insecure di dalam dirinya. Ia melakukan itu untuk membuatmu tidak bahagia. Maka tindakanmu adalah, jangan termakan oleh permainannya. Tetap menjadi dirimu, dan teruslah berkarya dan lakukan hal apapun yang membuatmu bahagia. Toh apa yang kamu lakukan, tidak merugikan orang lain.
Tak perlu hiraukan mereka yang tidak menyukaimu, tak perlu hiraukan mereka yang tidak bahagia melihatmu. Selama yang kau lakukan benar dan tidak menyakiti orang lain maka tak perlu dengarkan apa kata mereka.
Tak perlu menjadi orang yang selalu berusaha ingin membuat semua orang bahagia. Cukup jadi orang baik yang selalu berusaha menjadi baik serta selalu menjadi orang yang berusaha bermanfaat bagi orang lain sudah lebih dari sekedar cukup.
SintesaNews.com memang beda….
Terima kasih…. Sama sama….
Baca artikel Hot and Spicy lainnya di sini: