Semarang Kotane Resik, Masyarakatnya Patuh dan Prokes, Layak Jadi Percontohan Penanganan Covid-19

Penulis: Nurul Azizah

Sebagai warga Semarang, bangga dong kalau Kota Semarang jadi percontohan penanganan pandemi covid-19.

Dalam pidato yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Kepresidenan RI, Jokowi menegaskan PPKM diperpanjang hingga sepekan ke depan atau sampai 6 September 2021. Dalam pidatonya itu, Pak Jokowi juga mengumumkan beberapa daerah dengan level PPKM-nya.

-Iklan-

PPKM level 3 diterapkan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya dan Solo Raya.

“Sementara untuk Semarang Raya turun ke PPKM level 2,” kata Jokowi.

PPKM level 2 artinya pekerjaan esensial beroperasi 100 persen dengan dibagi menjadi 2 shift dengan protokol kesehatan ketat.

Toko atau pasar kebutuhan sehari-hari bisa buka dengan kapasitas 75 persen dan tutup pukul 21.00 WIB. Pasar rakyat selain kebutuhan sehari-hari bisa buka dengan kapasitas 75 persen dan tutup pukul 21.00 WIB.

Ini juga sesuai instruksi Walikota Semarang No 3 tahun 2021. Bapak Hendrar Prihadi mengintruksikan kepada: Rektor/Kepala Lembaga Pendidikan Tinggi di Kota Semarang, para pimpinan instansi vertikal di Kota Semarang, para perangkat daerah, pimpinan BUMN/BUMD/badan usaha swasta/pelaku usaha/lembaga di Kota Semarang serta camat dan lurah se-Kota Semarang. Untuk bisa melaksanakan instruksi walikota tersebut.

Alhamdulillah instruksi walikota sudah diterapkan mulai hari Senin, 30 Agustus 2021. Pembelajaran tatap muka pun dilakukan maksimal 50 persen dari kapasitas yang ada.

Untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) masing-masing satuan pendidikan (sekolah) harus melaporkan ke dinas pendidikan dalam bentuk atau format excel. Yang di dalamnya ada data yang harus dilaporkan berupa: nama satuan pendidikan, NPSN Satpend, jumlah rombel (rombongan belajar), total siswa, jumlah rombel PTM terbatas, jumlah siswa yang mengikuti PTM terbatas. Selain itu setiap sekolah harus setor data jumlah guru, tenaga non pendidik dan siswa yang sudah ikut vaksinasi.

Berita tentang Kota Semarang menjadi contoh penanganan covid-19, disampaikan juga oleh dr. Reisa Broto Asmoro dalam siaran pers PPKM secara virtual, Rabu (01/09/2021).

Dalam siaran pers tersebut, dr. Reisa meminta masyarakat Indonesia bisa mencontoh Kota Semarang Jawa Tengah yang mampu menurunkan kasus covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Menurut pantauan dari Satgas Kota Semarang, garis kepatuhan prokes Kota Semarang tinggi yaitu mencapai 97% lebih. Artinya hampir setiap orang Semarang yang berada di ruang publik telah paham perlunya memakai masker, sedangkan untuk menjaga jarak dan kerumunan ada diangka 86%.

“Memang masih perlu perbaikan tapi angka kepatuhan ini cukup tinggi hampir 9 dari 10 orang faham akan jaga jarak dan tidak berkerumun yang membuat diri mereka lebih aman dari resiko penularan covid-19,” jelas dr. Reisa yang menjadi juru bicara Pemerintah untuk penanggulangan covid-19 di Indonesia.

Dokter yang cantik ini juga menambahkan antusiasme masyarakat Semarang untuk divaksinasi juga tinggi hampir 77% telah menerima dosis pertama (vaksin 1) dan lebih 53 % sudah menerima dosis kedua (vaksin ke 2).

Masyarakat Semarang juga menjaga mobilitas mereka meski beberapa aktivitas masyarakatnya sudah dimulai, Senin 30/08/2021.

Untuk capaian dari Kota Semarang menjadi PPKM level 2 jangan dijadikan euphoria yang berlebih, karena kalau warganya tidak menerapkan prokes secara ketat, bisa jadi kasus covid terulang lagi.

Semoga keberhasilan Kota Semarang dapat dicontoh daerah-daerah lain, sehingga Indonesia mampu keluar dari pandemi covid-19.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here