Catatan Pinggiran: Demam Taliban dan Si Akal Busuk

Penulis: Ganda Situmorang
Patriot 98 NKRI

Sudah seminggu topik Taliban menguasai ruang media sosial dan media mainstream di seluruh pelosok nusantara. Catatan ini bukan untuk membahas perihal serius nan berat semacam sejarah perang ideologi, dinamika geopolitik dan kepentingan ekonomi regional di balik Taliban. Sudah amat banyak para penulis yang jauh lebih mumpuni membahas itu. Mungkin kata Taliban menjadi kata paling sering muncul di setiap tulisan artikel dan ruang chatting.

Dalam sepekan terakhir, Taliban berhasil mengubur bau amis panggung media “Lebih Bayar” gabener di DKI Jakarta. Ya iyalah hanya yang baunya lebih busuklah yang sanggup mengalahkan bau busuk kata mbah Parto nyeletuk dari dapur.

-Iklan-

Betul…, ternyata demam Taliban ini telah membuka mata publik sekampung Indonesia. Telah terang benderang bahwa rajanya bau busuk yang bisa mengalahkan bau amis gabener telah muncul ke permukaan. Dengan sangat vulgar tanpa topeng dia menampakkkan wajah busuk itu hingga menulis namanya pun penulis merasa jijik. Cukuplah pembaca menebak sendiri siapa gerangan Si Akal Busuk tersebut.

Memang berbagai julukan baru langsung tersemat kepada si Akal Busuk. “Jubir Taliban” salah satunya. Tapi apapun itu, memang nyatanya demam Taliban membawa berkah terselubung bagi Indonesia. Mata publik tercerahkan seperti momen Aufklarung dan Perestroika masa Michael Gorbachev di Uni Soviet. Satu musuh utama publik terafirmasi dan biarlah publik juga yang menjatuhkan sanksi sosial di era keterbukaan dan demokrasi pasca Reformasi. Satu per satu buah busuk akan jatuh ke pelimbahan menjadi residu peradaban demokrasi NKRI.

Salam Pancasila 🇮🇩
22082021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here