SintesaNews.com – PPKM Darurat kembali diperpanjang meski levelnya semakin hari kian diturunkan, berarti dilonggarkanya beraktifitas bagi warga masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari di luar ruangan dengan batasan-batasan yang berlaku.
Hal ini ditanggapi positif oleh Ketua Garda Benteng Nusantara (GBN) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), “Penurunan level PPKM Darurat banyak disikapi berbagai kalangan lapisan masyarakat dengan optimisme, doa dan harapan agar pandemi covid 19 cepat berlalu, kehidupan lekas pulih normal seperti sedia kala, ekonomi kembali bergeliat, dan kesehatan rakyat terjamin, corona (covid19) menjadi seperti flu biasa alias masuk angin.”
“Disertai dengan kebijakan pemerintah yang dinantikan oleh rakyat Indonesia agar Program Percepatan Vaksinasi Covid19 lekas mencapai minimal 75% dari total populasi rakyat Indonesia dan diberlakukanya peraturan yang boleh beraktifitas diluar rumah adalah hanya bagi yang sudah melakukan Vaksinasi Covid-19, serta menindak tegas para penyeru penolak vaksin dan para penyeru nan aktor demo berjilid jilid Disaat pandemi covid 19 dan terlebih di saat PPKM Darurat ini,” ujar Gus Wal.
“Dan melakukan Vaksinasi di pos-pos penyekatan bagi warga yang belum divaksin serta bagi yang menolak vaksin, langsung dikarantina, denda atau dipenjara dengan undang undang Darurat/Kekarantinaan,” usulnya
Menurut Gus Wal, PPKM Darurat yang kembali diperpanjang pun tak luput dari kontra yang sangat massive disuarakan oleh para mafia aktor demo baik di tingkat pusat, wilayah maupun daerah untuk mencoba bermain keruh dengan menggelar demo berjilid-jilid berkolaborasi dengan para barisan oposisi sakit hati yang sangat akut, dan pula berkolaborasi dengan kelompok kelompok sel-sel organisasi yang berhaluan trans nasional yang mengusung misi mengganti Pancasila dengan faham ideologi haram terlarang khilafah Radikalisme Komunisme Terorisme.
“Dalam hal di atas pemerintah dan aparat penegak hukum ‘terlalu sangat baik’ kepada mereka yang jelas-jelas merugikan negara, Bangsa dan rakyat Indonesia,” lanjutnya.
“Segala sesuatu yang mereka lakukan jelas merugikan bangsa, negara dan rakyat Indonesia. Bagaimana tidak merugikan wong jelas-jelas demo maupun kegiatan yang mereka gelar pasti berkerumun massa, yang di saat-saat sekarang ini sangat rentan menimbulkan persebaran covid19 yang sudah terjadi, dari apa yang mereka lakukan saat ini mereka telah sukses membuat cluster-cluster baru persebaran covid19, dan menyebabkan terjadinya ledakan covid19 di berbagai daerah, bahkan hampir seluruh negeri angka persebaran covid19 naik sangat tinggi sebelum diberlakukanya PPKM Darurat,” beber Gus Wal.
Gus Wal mengecam oknum-oknum dan kelompok yang dimaksud, “Dan anehnya mereka ini justru saat ini seperti sangat diperhatikan oleh pemerintah ataupun aparat penegak hukum dengan mereka mendapatkan Bansos covid19,” ujar Gus Wal.
“Salah satu buktinya adalah ketika beberapa waktu lalu Ketua Projo Jombang Joko Fattah Rochim berkolaborasi dengan oknum PKS Jombang menggelar demo di kantor Disperindag Kabupaten Jombang maka mereka sebagai aktor intelektual di balik demo tersebut bukannya ditangkap dan diadili namun mereka justru langsung mendapatkan bansos, tentunya mengurangi jatah yang semestinya mendapatkan bukan?!” kecam Gus Wal.
“Mengapa yang mengacau dengan demo di saat darurat pandemi dan diberlakukanya PPKM Darurat justru dijadikan anak emas oleh Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho??? Itukah yang dinamakan hukum tajam ke atas tumpul kebawah? Itu baru satu bukti shahih, belum yang lainya, belum di tempat lainnya di berbagai kabupaten/kota di seluruh penjuru negeri,” Gus Wal mempertanyakan.
Haruskah para provokator covid19, para penyeru penolak vaksin, para penyeru aktor demo menjadi anak emas pemerintah dan aparat penegak hukum?
“Kita bisa melihat pula bagaimana UAS, Haikal Hasan, Rocky Gerung, Novel Bamukmin, Hidayat Nur Wahid, Yahya Waloni, dkk. dibiarkan bebas sebebas-bebasnya menggelar demo maupun kegiatan di saat pandemi covid19 ini. Mereka dibiarkan mengoyak persatuan kebhinekaan bangsa dengan narasi-narasi sumbang maupun opini provokatifnya. Mereka dibiarkan vokal mengina kepercayaan umat beragama lain yang dilindungi oleh undang-undang di negeri ini. Bahkan mereka menghina merendahkan para ulama’ dan presiden pun juga tetap dibiarkan tanpa tindakan tegas sedikitpun,” geram Gus Wal.
Mau dibawa ke mana bangsa kita ke depan? Mau dijadikan apa bangsa dan generasi mendatang jika negara kalah oleh mereka?
“Hari ini Kami Garda Nusantara Bersatu dan Garda Benteng Nusantara di Jombang sebagai permulaan melakukan giat bhaksos membagikan 150 paket sembako untuk warga miskin terutama para janda, manula dan anak yatim yang seharusnya mereka mendapatkan bantuan dan perhatian dari pemerintah, namun entah salah input data, ataupun urusan like & dislike dari pemangku kebijakan di kampung/desa daerah masing masing justru “ngaplo & melongo” tidak mendapatkan bansos dari pemerintah maupun aparat, yang mungkin bansos dari pemerintah & Aparat penegak hukum telah habis untuk disalurkan kepada para para penyeru demo berjilid-jilid, para penolak vaksin, dan para provokator bangsa,” ucap Gus Wal.
“Bersama ini kami mengajak kepada segenap khalayak para patriot, satria rakyat Indonesia yang mencintai negerinya yang berPancasila untuk sedikit menyisakan sebagian rizkinya untuk paling tidak lebih mementingkan kehidupan tetangga maupun saudaranya yang sangat kekurangan, semampunya.”
Gus Wal mewanti-wanti, “Bersama kita jaga tetangga kita yang kesusahan agar jangan sampai para provokator pengkhianat bangsa yang ingin mengganti dasar negara menjadi khilafah dengan membagikan sembako kepada tetangga kita dan mengajak mereka untuk hijrah bareng bareng yang ujung ujungnya ingin mengajak masyarakat menganut paham ideologi terlarang khilafah.”
Gus Wal pun bertukas, “Tak perlu menunggu kaya untuk bisa sedikit berbagi dengan tetangga dan sekitar kita.”
Gus Wal mengakhiri wawancara dengan beberapa pesan pentingnya.
“Bersama kita gelorakan ‘Gerakan tengok peduli tetangga’.”
“Jaga Kampung Desa dari Corona dan Bahaya Laten Faham Khilafah Radikalisme Komunisme Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”