Pungli Pemakaman Pasien Covid-19 non Muslim di Bandung

SintesaNews.com – Istilah “Bumikan Pancasila” yang digaungkan oleh pemerintah di Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2021 lalu, bukan tanpa alasan. Memang faktanya kini nilai-nilai Pancasila seakan “tidak menjejak” bumi.

Diskriminasi karena perbedaan agama atau ras masih sering terjadi. Bahkan teganya diskriminasi perbedaan agama dialami oleh mereka yang sedang berduka cita atas kematian akibat covid-19.

Ditambah lagi diskriminasi dilakukan dengan praktek pungli (pungutan liar) yang mementingkan urusan diri sendiri dan kelompok “mayoritas”.

-Iklan-

Praktek pungli dan diskriminasi perbedaan agama ini diduga terjadi di Bandung. Pemakaman jenazah pasien covid-19 “ditodong” biaya jutaan rupiah.

Azas Tigor Nainggolan, seorang advokat yang puluhan tahun berjuang membela kaum marjinal geram dengan kejadian ini.

“Mengenaskan, sudah keluarga wafat malah dipungli oleh petugas pemakaman karena beragama non Muslim di TPU Covid-19 di Cikadut, Bandung, Jawa Barat,” ujarnya.

“Tolong ini pak Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat untuk menertibkan agar menghentikan praktek pungli di TPU Covid-19 Cikadut, Bandung untuk pemakaman non Muslim di Bandung,” imbuh Tigor.

Dikatakannya informasi pungli korban covid-19 dan diskriminasi karena perbedaan agama itu didapatnya dari beberapa teman.

Begini informasi yang tersebar di layanan percakapan.

Perkenalkan, saya Yunita Tambunan, putri kandung dari Pak Binsar Tambunan (mama saya Nelly br Sitorus, alm.) – papa saya adalah Pensiunan Pegawai PT. KAI, tinggal di Jl. Teraso No. 15 Bandung. Papa meninggal karena Covid-19 di RS. Sentosa Bandung hari Selasa, 06 Juli 2021 pukul 10.30, dan dimakamkan ke TPU Khusus Covid-19 di TPU Cikadut hari itu juga.

Yang mau saya ceritakan disini adalah:

Waktu saya datang ke TPU Cikadut mengurus rencana pemakaman papa saya, saya didatangi oleh Pak Redi – Koordinator C TPU Cikadut. Dia minta uang Rp 4.000.000,- untuk biaya pemakaman papa. Dia bilang bahwa liang lahat sudah disiapkan.

Saya bertanya, “Kenapa saya harus bayar, pak?”.

Pak Redi mengatakan bahwa: “Kalau non muslim tidak ditanggung pemerintah.”

Karena waktu sudah semakin mendesak, saya minta keringanan sama beliau, alasannya saya sampaikan kepada pak Redi: Pak kiranya punya hati sama saya pak karena saya tidak menginginkan papa saya meninggal karena covid-19 apalagi sekarang ada PPKM Darurat, sehingga pendapatan kami berkurang serta biaya hidup tinggi.

Akhirnya adik saya menawar harga menjadi Rp 2,8 jt. Lalu aku menawar harga jadi Rp 2 juta. Lalu salah seorang rekan pak Redi nyeletuk: Biar ibu tahu, kemarin aja bu ada nasrani bayarnya sudah 3,5 juta.

Akhirnya saya acc bayar Rp 2,8 juta tetapi minta ditulis di kwitansi serta dirinci. Lalu pak Redi., bilang kalau pemakaman malam tidak ada kwitansi. Lalu saya minta supaya di tulis di kertas putih aja pa serta dirinci Rp 2,8 juta itu biaya apa saja, nama yang meninggal, dan tanda tangan beliau, serta nama jelas pak Redi, dan jabatan bapak dan serta no HP-nya. Lalu kuitansi diberikan dengan rincian:
1. Biaya gali: Rp 1,5 juta
2. Biaya pikul: Rp 1 juta
3. Salib: Rp 300.000
Total: Rp 2.800.000,-

Saya katakan: “Siapa tahu saya perlu kontak bapak untuk melihat kuburan papa saya di TPU cikadut.” Dia pun mencantumkan No HP-nya.

Sesudah dibawa ke liang lahat tim gali kubur bertanya sama saya yang pakai baju APD: “Bu, saya dengar ada 4 org non muslim yang meninggal katanya ada yang belum bayar satu orang, apakah keluarga pak Binsar Tambunan yang belum bayar bu, maaf ya kalau tersinggung?”

Saya dan adikku bilang sudah dibayar di bawah pa di kantor. “Oh….!” kata tukang gali kubur yang pakai baju APD sambil mengucapkan terima kasih. Setelah selesai pemakaman beberapa tukang gali kubur yang pakai baju APD lain menyerbu adik saya dan saya meminta tambahan uang. Karena mereka perlu beli vitamin katanya. Adikku didatangi beberapa orang gali kubur kecuali aku menghindar. Lalu terpaksa akhirnya dikeluarkan dana Rp 50.000 lagi selain membayar uang parkir Rp 10.000,-

Demikian kisah saya yang sangat memilukan. Setelah saya ditimpa kemalangan papa saya, ternyata di TPU Covid-19 Cikadut Bandung ada praktek Pungli utk pemakaman yang meninggal, terutama Non Muslim. Apakah demikian peraturannya? Mohon pencerahan. Terlampir foto kwitansi, dan dokumen lainnya..

Terima kasih
Salam,

Yunita Tambunan
(Bandung)

“Bukti pembayaran pungli pemakaman jenazah covid-19 di TPU Cikadut, Bandung.

** OMG. Masih tega lagi bertanya, “Sudah bayar apa belum?!” ** 😭😭😭

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here